Manusia Seribu Satu Rupa, Seribu Satu Jiwa

by | Nov 2, 2017 | Sastra | 0 comments

Terkadang ingin memecah sunyi dengan berteriak

Atas segala sikap petinggi yang seperti banci

Katanya kita hidup di zaman mimpi

Yang dekat tirani lebih banyak menyuap nasi

 

Sampai perih terasa dihati, tetap tak peduli

Katanya kita harus menjadi contoh

Seperti ombak yang tak lelah menggapai pantai

Tapi tetap saja burung bangkai tak akan pernah puas

Sampai daging menjadi tulang

 

Sekali lagi dengarlah angin berbisik

Membawa berita tentang orang-orang picik

Berjalan di atas dinasti

Menunjuk atas nama diskresi

 

Biarkan bumi yang akan bicara

Akan nasib dan peradaban

Karena waktu nanti yang akan memberitahu

Tentang kisah manusia seribu satu rupa, seribu satu jiwa

 

 

0
0
Lucky Akbar ◆ Professional Writer and Active Poetry Writer

Lucky Akbar ◆ Professional Writer and Active Poetry Writer

Author

Jabatan sebagai Kepala Bagian Pemindahtanganan dan Penghapusan Barang Milik Negara pada Biro Manajemen BMN dan Pengadaan, Sekretariat Jenderal Kemenkeu tidak menghalanginya untuk terus menulis.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Sekilas Pergerakan Birokrat Menulis

Galeri Buku

Event

Diskusi STIA LAN

Diskusi Makassar

Diskusi Tjikini

Kerja sama dengan Kumparan

Mengikuti Kompetisi Riset KPK

Narasumber Diskusi Publik UGM

Program Dialog

Popular Post